Pendidikan karakter
secara terintegrasi di dalam pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai,
fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan
penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari
melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar
kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain
untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan,
juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan
menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku.
Ada sejumlah cara yang
dapat dilakukan untuk mengenalkan nilai, membangun kepedulian akan nilai, dan
membantu internalisasi nilai atau karakter pada tahap pembelajaran ini. Berikut
adalah beberapa contoh.
a. Guru
datang tepat waktu (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin)
b.
Guru mengucapkan salam dengan ramah
kepada siswa ketika memasuki ruang kelas (contoh nilai yang ditanamkan:
peduli)
c.
Berdoa sebelum membuka pelajaran (contoh
nilai yang ditanamkan: religius)
d.
Mengecek kehadiran siswa (contoh
nilai yang ditanamkan: disiplin)
e.
Mendoakan siswa yang tidak hadir karena
sakit atau karena halangan lainnya (contoh nilai yang ditanamkan: religius,
peduli)
f.
Memastikan bahwa setiap siswa datang
tepat waktu (contoh nilai yang ditanamkan:disiplin)
g.
Menegur siswa yang terlambat dengan
sopan (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin)
Proses
pembelajaran berkarakter lebih menekankan pada penanaman aspek-aspek softskill, yang antara lain kerja sama,
rasa saling menghargai pendapat, rasa saling memiliki (sense of belonging),
rasa tanggung jawab (sense of responsibility), kejujuran, rela berkorban dan
seterusnya yang diwujudkan melalui pengalaman belajar yang bermakna yang saat
ini mulai tenggelam dengan kesibukan sekolah untuk berpacu mencapai “terget
nilai”. Sekolah seolah-olah hanya mengajarkan pengetahuan kognitif demi
mengejar nilai baik, agar mereka lulus ujian dan mengabaikan keseimbangan
perkembangan dimensi-dimensi afektif dan psikomotorik, serta fungsi sosialnya.
Konsep
pendidikan yang berbasis karakter adalah konsep pendidikan yang bertumpu pada
sifat dasar manusia dengan menggunakan tiga pilar utama, yaitu fitrah manusia
kecenderungan berbuat baik, setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda,
setiap aktivitas hendaknya memiliki tujuan. Implementasi aspek tersebut dapat
dilakukan melalui langkah-langkah: (1) pembentukan moral peserta didik melalui
pembiasaan dan pendampingan, (2) memberikan slogan yang mampu menumbuhkan
kebiasaan baik dalam segala tingkah laku di masyarakat dan sekolah, (3)
pemantauan secara kontinu atau pendampingan oleh guru terhadap peserta didik
setiap saat.
Nilai
–nilai yang perlu diajarkan pada anak yaitu (1) kejujuran; (2) loyalitas; (3)
hormat; (4) cinta; (5) ketidakegoisan dan sensitifitas; (6) baik hati dan
pertemanan; (7) keberanian; (8) kedamaian; (9) mandiri dan potensial (10)
disiplin diri dan moderasi; (11) kesetiaan dan kemurnian; (12) keadilan dan
kasih sayang. (Dafik, 2010)
0 comments:
Post a Comment