Cara
pembelajaran harus dapat menyuguhkan isi ilmu dan cara penalaran yang khas
dalam bidang matematika. Cara penalaran adalah kegiatan berfikir yang digunakan
dalam bidang matematika. Keterkaitan antara unsur-unsur ilmu harus diperhatikan
antara isi dan struktur mata pelajaran. Selain itu manfaat dan hubungan mata
pelajaran tersebut dengan mata pelajaran lainnya juga harus diinformasikan
kepada siswa selama dalam kerangka kurikulum. Siswa diharapkan mengenal dan
mengetahui teori yang disampaikan guru. Lebih lanjut agar mereka mengerti bahan
yang diberikan dan dapat menerapkannya maka diperlukan latihan. Latihan ini
dapat berupa soal-soal ataupun tugas-tugas.
Latihan akan mempunyai arti kalau
siswa diberitahu kesalahannya. Selama berlatih siswa harus didampingi dan
dibimbing oleh guru. Dalam bimbingan ini guru harus memperhatikan baik hasil
belajar maupun proses belajar siswa. Siswa dapat belajar dari kesalahannya
apabila siswa dapat melanjutkan latihan untuk memperbaiki kesalahan.
Berdasarkan fungsi-fungsi pengajaran di atas maka rencana pembelajaran dengan
model Gal’perin harus memuat seluruh kegiatan mengajar misalnya, penyampaian
materi dan demonstrasi. Jadi pada model Gal’perin dapat diketahui bahwa suatu
sasaran belajar hanya akan tercapai bila siswa berorientasi, berlatih,
melanjutkan proses belajar berdasarkan hasil umpan balik.
Kelebihan
dan kekurangan model Gal’perin yaitu:
a. Kelebihan model
Gal’perin
1) Menyadarkan anak didik
bahwa ada masalah yang dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu
jalan atau satu jawaban saja.
2) Menyadarkan anak didik
bahwa teori Gal’perin, mereka saling menggunakan pendapat secara
kontruktif/dapat diperoleh suatu keputusan yang lebih baik.
3) Membiasakan anak didik
suka mendengar pendapat orang lain
sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri, membiasakan bersifat
toleran.
4) Menimbulkan kesanggupan
pada anak didik untuk merumuskan pikirannya secara teratur dan dalam bentuk
yang dapat diterima orang lain.
5) Merangsang kreativitas
anak didik dalam bentuk ide, gagasan prakarsa dan terobosan baru dalam
pemecahan suatu masalah.
6) Pertanyaan dapat
menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang ribut,
yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.
7) Mengembangkan
keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
8) Pembentukan kebiasaan
yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan.
9) Pembentukan
kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, menjadi lebih
otomatis.
b. Kekurangan model
Gal’perin
1) Pembicaraan terkadang
menyimpang sehingga memerlukan waktu yang panjang.
2) Mungkin dikuasai oleh
orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.
3) Tidak dipakai dalam
kelompok besar.
4) Siswa merasa takut
apabila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan
suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
5) Waktu sering banyak
terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua
atau tiga orang.
6) Menghambat bakat dan
inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan
diarahkan jauh dari pengertian.
7) Menimbulkan penyesuaian
secara statis kepada lingkungan.
Untuk mengatasi
kekurangan-kekurangan tersebut, guru akan sesekali menunjuk kepada siswa yang
hanya duduk, diam dan mendengarkan saja. Agar prestasi tidak didominasi oleh
siswa yang aktif.
0 comments:
Post a Comment