Sunday, September 11, 2016

Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery learning)

Metode pembelajaran penemuan adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi tanpa diberitahukan atau diceramahkan saja (Suryosubroto, 1997:192). Menurut Sund discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.

Dalam pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning) tugas guru cenderung menjadi fasilitator. Tugas ini tidaklah mudah, lebih-lebih jika menghadapi kelas besar atau siswa yang lambat atau sebaliknya amat cerdas. Karena itu sebelum melaksanakan metode pembelajaran dengan penemuan ini guru perlu benar-benar mempersiapkan diri dengan baik. Baik dalam pemahaman konsep yang akan diajarkan maupun pada saat pembelajaran yang berlangsung di kelas. Dalam menggunakan metode ini, peranan guru adalah menyatakan persoalan, kemudian membimbing siswa untuk menemukan penyelesaian dari persoalan itu dengan perintah-perintah atau dengan lembar kerja. Siswa mengikuti petunjuk dan menemukan sendiri penyelesaiannya (Alkrismanto, 2003:4).
Menurut Alkrismanto (2003:4), seringkali peranan guru dalam penemuan termbimbing (guided discovery learning) diungkapkan dalam lembar kerja penemuan terbimbing. Lembar kerja ini biasanya digunakan dalam memberikan bimbingan kepada siswa dalam dalam menemukan konsep rumus. Penyusunan lembar kerja jenis ini biasanya diawali dari guru menyiapkan secara lengkap tahap demi tahap dalam menjelaskan adanya suatu sifat, prinsip, atau rumus.

Dalam melakukan aktivitas atau penemuan dalam kelompok, siswa berinteraksi satu dengan yang lain. Interaksi ini dapat berupa sharing atau siswa yang lemah bertanya dan dijelaskan oleh siswa yang lebih pandai. Kondisi semacam ini selain akan berpengaruh pada penguasaan siswa terhadap materi matematika, juga akan dapat meningkatkan social skills siswa, sehingga interaksi merupakan aspek penting dalam pembelajaran matematika dengan metode guided discovery learning.
Menurut Sanjaya (2008: 192-193), langkah-langkah metode pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning) adalah sebagai berikut.
1)      Orientasi: langkah untuk membina suasana pembelajaran yang responsive. Guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. 
2)      Merumuskan masalah: membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir bagaimana memecahkan teka-teki tersebut.
3)      Merumuskan hipotesis: hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara hipotesis perlu diuji kebenarannya.
4)      Mengumpulkan data: aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam penemuan terbimbing, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam mengembangkan intelektual.
5)      Menguji hipotesis: proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau infomasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Hal terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.
6)      Merumuskan kesimpulan: proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.



Langkah-langkah pembelajaran penemuan terbimbing dapat diringkas dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1 langkah-langkah metode pembelajaran penemuan termbimbing
No
Fase-fase
Aktivitas guru
Aktivitas siswa
1
Orientasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran
Siswa mempersiapkan diri untuk mendapatkan materi pembelajaran
2
Merumuskan masalah
Guru membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki untuk dipecahkan oleh siswa
Siswa memecahkan teka teki persoalan yang diberikan guru
3
Merumuskan hipotesis
Guru membimbing siswa dalam membuat prediksi jawaban masalah dan mempersiapkan penjelasan masalah
Siswa membuat prediksi jawaban masalah dan mempersiapkan penjelasan masalah
4
Mengumpulkan data
Membantu siswa mencari informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan siswa
Siswa mengumpulkan informasi dengan melakukan observasi sesuai materi yang sedang diajarkan.
5
Menguji hipotesis
Guru membantu siswa menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data
Siswa menjawab persoalan sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data
6
Merumuskan kesimpulan
Membantu siswa menulis atau menemukan prinsip yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis
Siswa menarik kesimpulan yang mereka dapatkan
                          
Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang anggotanya dipilih secara heterogen. Masing-masing kelompok mengakses LKS digital untuk didiskusikan. Dari LKS digital, siswa memproses data tersebut untuk menemukan dan menyimpulkan suatu konsep. Hasil penemuan siswa kemudian dipresentasikan dan siswa yang lain melakukan pengecekan jawaban hasil temuan mereka dengan hasil kelompok presentasi. Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan konsep yang benar.
Disamping itu pembelajaran penemuan terbimbing memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan pembelajaran penemuan terbimbing menurut Marzano (dalam markaban, 2006:16) adalah sebagai berikut.
a)      Siswa dapat berpastisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.
b)      Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari temukan)
c)      Mendukung kemampuan problem solving siswa.
d)     Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
e)      Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya.

Adapun kekurangan pembelajaran penemuan terbimbing menurut Markaban (2006:16) adalah sebagai berikut.
a)      Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama.
b)      Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah.
c)      Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini. Umumnya topik-topik yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan model penemuan terbimbing.
Berdasarkan uraian tersebut, kekurangan pembelajaran penemuan termbimbing dapat diantisipasi agar pembelajaran ini efektif untuk digunakan, yaitu dengan cara sebagai berikut.
a)      Hendaknya dipilih materi pembelajaran yang lebih mudah diajarkan kepada siswa dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning).
b)      Perlu diadakan analisis siswa yang akan diberi materi dengan menggunakan metode pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning).

Dari pendapat-pendapat yang dikemukakan di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning) adalah pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang belum diketahui bukan melalui pemberitahuan, melainkan menemukan sendiri dengan bimbingan dari guru.



Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery learning) Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Lubis Muzaki

0 comments:

Post a Comment