Sunday, September 11, 2016

Model Pembelajaran Kreatif Produktif

Model pembelajaran kreatif produktif mengacu pada definisi kata kreatif dan produktif. Kreatif adalah memiliki kemampuan untuk menciptakan (Depdiknas, 2005:509). Menurut Kusumah (2008), kemampuan kreatif adalah menciptakan gagasan atau ide, mengenal kemungkinan alternatif, melihat kombinasi yang tidak diduga, dan memiliki keberanian untuk mencoba sesuatu. Lebih luas, Conny Semiawan (1987:7) mengatakan, kreativitas adalah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Sedangkan Utami Munandar (2002:33) mengatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan yang baru yang diterapkan dalam pemecahan masalah atau melihat hubungan-hubungan yang baru melalui unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.
Sedangkan produktif berarti kemampuan untuk menghasilkan sesuatu (Arianto Sam, 2011). Berdasarkan definisi Haefele (Utami Munandar, 2002:28), yang mengatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial, menunjukkan bahwa tidak keseluruhan produk itu harus baru, tetapi kombinasinya. Haefele juga menekankan bahwa suatu produk kreatif itu juga tidak harus baru, tetapi juga harus bermakna. Dalam proses pembelajaran, kebermaknaan diperoleh melalui pengalaman nyata individu. Selain itu, proses produktif juga dilihat dari kemampuan individu dalam menghasilkan banyak gagasan-gagasan yang baru yang diterapkan dalam pemecahan masalah (Utami Munandar, 2002:35). Oleh karena itu, orang yang tingkat kreatifitasnya tinggi, pada umumnya tingkat produktifitasnya juga tinggi. Dengan kata lain, orang kreatif juga produktif.
Dengan demikian, model pembelajaran kreatif produktif adalah suatu model pembelajaran yang memungkinkan siswa mengembangkan kreativitasnya untuk menghasilkan produk yang bersumber dari pemahaman mereka terhadap konsep yang sedang dikaji (Welcome Ceptea, 2008). Model pembelajaran kreatif produktif dikembangkan dengan mengacu kepada empat pendekatan atau teori belajar, yaitu belajar aktif, konstruktivisme, belajar kooperatif, dan belajar kreatif (Wardani dalam Arkundato, 2007:2.4).
Belajar aktif mensyaratkan keterlibatan optimal siswa dalam pembelajaran, baik secara intelektual maupun emosional (Wardani dalam Arkundato, 2007:2.7). Dalam hal ini siswa diberi kebebasan untuk menjelajahi berbagai sumber yang relevan dengan topik yang sedang dikaji. Eksplorasi ini memungkinkan kepada mereka melakukan interaksi dengan lingkungan dan pengalamannya sendiri, sebagai media untuk mengkonstruksi pengetahuan. Pendapat yang sama diungkapkan oleh Samsuri (2006), bahwa belajar aktif pada hakekatnya adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar yang melibatkan mental intelektual dan fisik siswa di dalam proses pembelajaran.
Konstruktivisme menekankan peran siswa dalam pembentukan makna berdasarkan pengalaman dan interaksi dengan sumber belajar (Wardani dalam Arkundato, 2007:2.5). Dengan perkataan lain, siswa didorong untuk menemukan atau mengkonstruksi konsep yang sedang dikaji melalui penafsiran yang dilakukan dengan berbagai cara, seperti observasi, diskusi atau percobaan. Menurut Nurhadi (2004:33), dalam pandangan konstruktivisme pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur (Lie, 2005:12). Menurut Wardani (dalam Arkundato, 2007:2.6) mengemukakan bahwa belajar kooperatif memungkinkan siswa belajar bekerja sama dalam kelompok, berbagi tanggung jawab, pengalaman, dan bersosialisasi. Sedangkan menurut Ibrahim (2009:19), suatu kerangka teoritis yang kuat untuk pembelajaran kooperatif mencerminkan pandangan bahwa manusia belajar dari pengalaman mereka dan partisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu siswa belajar keterampilan sosial yang penting. Selain itu, pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan sikap demokratis dan keterampilan berpikir logis.

Erwin Segal (dalam Arkundato, 2007:2.8) mengemukakan bahwa belajar kreatif menuntut siswa untuk percaya diri, bersemangat, berdedikasi tinggi, serta bekerja keras. Belajar kreatif itu penting sebagaimana yang dikemukakan oleh Treffinger (dalam Conny Semiawan, 2009:20) yang memberikan empat alasan pentingnya belajar kreatif. Pertama, belajar kreatif membantu anak untuk mewujudkan dirinya, dan perwujudan dirinya itu termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Kedua, belajar kreatif dapat meningkatkan kemampuan anak untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Ketiga, bersibuk diri belajar kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga memberikan kepuasan pada individu. Keempat, belajar kreatif memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya di masa depan. Dengan demikian, dalam konteks pembelajaran, peningkatan kreativitas dapat dilakukan guru dengan mengajukan pertanyaan, mendorong siswa untuk menunjukkan atau mendemonstrasikan pemahamannya tentang suatu topik menurut caranya sendiri (Black dalam Arkundato, 2007:2.8).

Model Pembelajaran Kreatif Produktif Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Lubis Muzaki

0 comments:

Post a Comment